Menurut hikayat jaman dahulu kala, Lok Laga (Lok berarti teluknya sungai dan Laga yang berarti Naga). Awal cerita berasal dari legenda sebuah kampung di padalaman. Seorang Pangulu adat sedang melaksanakan pernikahan putri tunggal yang merupakan kesayangan sang penghulu adat. Acara pernikahan tersebut melakukan arak-arakan pengantin selama tujuh hari tujuh malam.
Undangan yang disebar dan dihadiri oleh para kepala suku, kepala balai semuanya berdatangan. Dari semuanya yang datang, sebagian ada yang datang dengan menggunkan kuda, ada yang menggunakan Lanting, ada pula yang datang dengan berjalan kaki saja. Mereka yang hadir berasal dari kawasan Baruh (Id: Hutan Rawa), dari seberang lautan, dari gunung dan adapula yang berasal dari perbukitan.
Para undangan yang hadir di acara pernikahan tersebut disuguhi dengan berbagai macam masakan seperti nasi, Lamang dan nasi ketan. Acara tersebut diiringi dan dihibur dengan musik Kurung-Kurung.
Ketika sang Pangantin pria datang, kemudian mereka (penganten pria dan wanita) duduk berdampingan. Mereka duduk bersandarkan bantal dan guci bergambar kembang. Kepala sang penganten pria memakai Laung (topi khas daerah suku Banjar) dengan sebilah Mandau yang ada di pinggang.
Sang penganten wanita memakai Galung yang berhiaskan Mayang dari pohon pinang. Kemudian mereka duduk bersanding di sebuah hiasan berbentuk naga. Sang mempelai mulai mengarungi sungai yang ada di baruh, sekitar rumah penganten. Hingga mereka sampai di liang (Id: bagian sungai yang dalam) yang terdapat di teluk, hiasan berbentuk naga tadi bergoyang.
Ekor sang naga bergerak-gerak dan mulutnya mulai menganga. Lidah naga menjulur dari mulut yang terbuka dan kedua mata membesar seperti orang yang sedang marah. Melihat kejadian itu, cepat-cepat lah sang pawang mencabutkan parang, dan kemudian ia mengayunkan tebasan di bagian kepala sang naga. Naga itupun bercucuran mengeluarkan darah karena kepalanya terluka. Setelah kejadian itu, tempat tersebut dinamakanlah Lok Laga.
Cerita ini diambil dari hikayat yang terdapat pada lagu Banjar "Legenda Lok Laga".
Slider[Style1]
Style2
Style3[OneLeft]
Style3[OneRight]
Style4
Style6
Tagged with: Blog Cerita Rakyat Sejarah
About Bang Yoes
Kehidupan yang sederhana dan hidup di daerah kota kecil tempat yang menyenangkan penuh kedamaian. Tak punya banyak kekayaan harta, tapi ide merupakan yang berharga. Persahabatan merupakan bagian dari wahana mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berguna.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- Popular Post
- Video
- Category
Video Of Day
- Sidemenu Category 1
- Sidemenu Category 2
- Sidemenu Category 3
- Sidemenu Category 4
- Sidemenu Category 5
No comments: