Top Ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style6

Kepemimpinan Kekuasaan Kerajaan Banjar Masa ke Masa

Perjalanan panjang kisah sejarah kekuasaan dan kepemimpinan yang ada di Kalimantan Bagian Selatan (Banjar - Borneo). Dari sekian sumber-sumber sejarah yang masih ada, beberapa ringkasan masa kepemimpin, kerajaan, kekuasaan dan kejadian singkat di tanah Banjar.
Raja Banjar Surya Kusuma

Berikut ini merupakan daftarnya :

Pra Masuknya Islam

Sebelum Islam, Semi-Historical
NoKeadaan / Kepemimpinan
01Lembu Mangkurat
02Putri Tunjung Buih (fem.)
03Surya Nata I
04Surya Ganggawangsa
05Putri Kalungsu (fem.)
06Sakar Sungsang
07Sukarama
08Pangeran Mangkubumi
09Pangeran Tamanggung

Masuknya dan Pasca Masuknya Islam

Sultan-Sultan Muslim
NoKeadaan / KepemimpinanMasa
01??1386 - c.1520
02Terbentuknya Kerajaan Banjarmasin1387
03Suryan Syahfl. c.1520 - 1540
04Rahmatullahfl. c.1546
05Hidayatullah-
06Marhum Panembahan (Musta'in Bullah)Setelah 1612 - 1642
07Inayatullah1642 - ?
08Saidullah? - 1660
09Amrullah1660 d. c.1700
10Ri'ayatullah1660 - 1663
11Surya Nata II1663 - 1679
12Amrullah (restored)1679 - c.1700
13Tahmid Illah Ic.1700 - 1717
14Panembahan Kusuma Dilaga1717 - 1730
15Hamidullah1730 - 1734
16Tamjid Illah I1734 - 1759 d.1767
17Muhammad Aminullah1759 - 1761
18Sultan Nata (Tahmid Illah II)1761 - 1801
19Sulaiman Saidullah1801 - 1825
20Adam1825 - 1857
21Tamjid Illah II1857 - 1859
22Hidayatullah III1859 - 1860
23Tamjidullah III1860 - 1905
24Antasari1862 dan Selanjutnya
25Muhammad Said1862 - 1875
26Muhammad Seman1862 - 1905
27Negara Netherlands / Belanda1905 - 1942
28Negara Jepang1942 - 1945
29Negara Netherlands / Belanda1945 - 1949
30Negara Kesatuan Republik Indonesia1949 - Sekarang
31Khairul Saleh al-Mutashim Billah (NKRI)10 Dec 2010 - Sekarang

Sumber :
  1. Regnal Cronologies 
  2. Indonesian Traditional State 
  3. Potret Raja Banjar 

Jalur Panjat Tebing Desa Pasting

Pasting merupakan salah satu desa di Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang memiliki jalur panjat tebing. Jalur Panjat Tebing Pasting ini dipopulerkan ketika sekolah Panjat Tebing Merah Putih dan Vertical Rescue yang diadakan oleh gabungan para Pengiat Alam Hulu Sungai Tengah pada bulan Maret tahun 2013 yang lalu.
Original Photo Source : Panitia Sekolah Panjat Tebing Merah Putih 2013 Kalimantan Selatan

Sebelumnya beberapa pengiat dan pecinta alam sudah pernah melakukan pemanjatan di tebing tersebut, namun belum ada dibuatkan jalur tersendiri utnuk pemanjatan. Baru setelah adanya sekolah panjat, karena kebutuhan untuk latihan dan simulasi, maka dibuatlah beberapa jalur panjat yang sebagian besar pembuatnya merupakan instruktur sekolah panjat yang dibantu oleh tim teknis panitia sekolah panjat.

Daftar Jalur Panjat Tebing Desa Pasting
NONAMA JALURGRADEBLOKJUMLAH PITCHPEMBUAT JALURTAHUNKETERANGAN LOKASI
1Selamat Datang5,8ATop Rope Hanger CincinAfdal Firdaus & Adi Cahyadi Wibowo 2013Paling depan, pintu masuk sebelah kanan, depan sungai
2Side Cut5,9B4 BoltAdi Cahyadi Wibowo 2013Pintu masuk sebelah kiri (paling kiri)
3Merah Putih5,8B4 Bolt, Top CincinAfdal Firdaus2013Pintu masuk sebelah kiri (paling kiri)
4Hareudang5,9B4 BoltDeden Wahyudin, Afdal Firdaus, Arief Defri Asia Bangun2013Pintu masuk sebelah kiri (paling kiri)
5Pisung5,9B3 BoltDeden Wahyudin, Afdal Firdaus, Arief Defri Asia Bangun2013Pintu masuk sebelah kiri (paling kanan)
6Pelajaran5,8CTop RopeArief Defri Asia Bangun & Afdal Firdaus2013Pinggir lapangan utama, slab
7Super Fine5,6D5 HangerAdi Cahyadi Wibowo & Afdal Firdaus2013Pinggir lapangan utama, over hang
8Urat Pegat5,11D6 HangerAfdal Firdaus & Adi Cahyadi Wibowo 2013Pinggir lapangan utama, over hang
9Wedding Ring5,9E7 Hanger, Top CincinAdi Cahyadi Wibowo & Afdal Firdaus2013Kiri gua atas (paling kanan)
10Sangat Lebah5,9E5 Hanger, Top CincinDeden Wahyudin & Arief Defri Asia Bangun2013Kiri gua atas (paling kanan)
11Akar5,9E5 Hanger, Top CincinDeden Wahyudin & Arief Defri Asia Bangun2013Kiri gua atas (paling kanan)
12Ajep-Ajep5,9E4 Hanger, Top Cincindonny efansyah & Deden Wahyudin2013Kiri gua atas (paling kanan)
13Buk-Bak5,9E5 Hanger, Top CincinDeden Wahyudin & Donny Efansyah2013Kiri gua atas (paling kiri)
14Bivouac5,11C5 Hanger, Top CincinEddy Supriatna2013Pinggir lapangan utama (gua hitam bekas pembakaran)
15Tapa5.10F5 Hanger, Top CincinEddy Supriatna & M. Mukhlis2013Bawah goa teralis
16Sakti5.10F6 Hanger, Top CincinEddy Supriatna & M. Mukhlis2013Bawah goa teralis
17Stalaktit5.10F5 Hanger, Top CincinEddy Supriatna2013Jalan menuju goa teralis
18Bor Tiga5.9F3 HangerEddy Supriatna2013Jalan menuju goa teralis
19PSM5.9F4 Hanger, Top CincinEddy Supriatna2013Jalan menuju goa teralis

Untuk informasi pemanjatan tebing silahkan kontak Para Penggiat Alam Hulu Sungai Tengah atau di group Pecinta Pegunungan Meratus
Sumber Data :
  1. Indonesia Climbing Expedition
  2. Panitia Sekolah Panjat Tebing Merah Putih 2013 dan Vertical Rescue 2013 Kalimantan Selatan
  3. FPTI Pengurus Cabang Hulu Sungai Tengah

Bahasa-Bahasa di Pulau Borneo

Tahukah kita bahwa di pulau Borneo memiliki beragam bahasa di dalamnya. Kehidupan masyarakat yang tumbuh di alam Borneo memberikan dampak perkembangan bahasa yang beragam. Hal ini menyebabkan Borneo kaya akan bahasa.

Berikut ini adalah ragam bahasa yang ada di kepulauan Borneo; termasuk  dalam kasawan Kalimantan (Indonesia), Serawak-Sabah (Malaysia) dan Brunei Darussalam. Secara geografis kita bisa melihat penyebaran melalui peta penyebaran Bahasa di pulau Borneo berikut ini yang saya dapatkan dari beberapa sumber.

Original Vector Source : http://www.ethnologue.com/map/ID_k__

Original Vector Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Banjar
Keluarga Bahasa :
Daftar Language Family (Keluarga Bahasa)
1GGreater Barito
2LLand Dayak
3MMalayic
4NNorth Borneo
5SSouth Sulawesi

Daftar Bahasa di Borneo
Kode NoKode BahasaNama BahasaKeterangan
01apgAmpanang-
02bdbBasap-
03beiBakati’-
04bfgBusang Kayan-
05bhvBahau-
06bjnBanjar-
07bknBukitan-
08bkrBakumpai-
09bljBolongan-
10bqrBurusu-
11bthBiatah Bidayuh-
12bveBerau Malay-
13bvkBukat-
14bvuBukit Malay-
15bydBenyadu’-
16djoJangkang-
17dunDusun Deyah-
18duqDusun Malang-
19duwDusun Witu-
20embEmbaloh-
21hovHovongan-
22ibaIban-
23kkxKohin-
24knlKeninjal-
25knxKendayan-
26kqvOkolod-
27kziKelabit-
28lbxLawangan-
29lgiLengilu-
30lndLun Bawang-
31lraRara Bakati’-
32mhyMa’anyan-
33mqgKota Bangun Kutai Malay-
34msaMalay-
35mtdMualang-
36mvvTagal Murut-
37mxdModang-
38nijNgaju-
39otdOt Danum-
40pkuPaku-
41pniAoheng-
42pucPunan Merap-
43pudPunan Aput-
44pufPunan Merah-
45pujPunan Tubu-
46putPutoh-
47rirRibun-
48sbrSembakung Murut-
49sbxSeberuang-
50scgSanggau-
51sdmSemandang-
52sdoBukar-Sadong Bidayuh-
53sgeSegai-
54sjbSajau Basap-
55slgSelungai Murut-
56snvSa’ban-
57sreSara Bakati’-
58syaSiang-
59tidTidong-
60tjgTunjung-
61tmnTaman-
62tsgTausug-
63twyTawoyan-
64uluUma’ Lung-
65vktTenggarong Kutai Malay-
66whkWahau Kenyah-
67whuWahau Kayan-
68xayKayan Mahakam-
69xdyMalayic Dayak-
70xemKembayan-
71xkdMendalam Kayan-
72xkeKereho-
73xklMainstream Kenyah-
74xknKayan River Kayan-
75xkyUma’ Lasan-

Sumber :
  1. Wikipedia - Languages_of_Kalimantan
  2. Wikipedia - Bahasa Banjar
  3. Ethnologue - Map of Kalimantan Languages 

Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi adalah salah satu rumah tradisional suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan dan bisa dibilang merupakan ikonnya Rumah Banjar karena jenis rumah inilah yang paling terkenal karena menjadi maskot rumah adat khas provinsi Kalimantan Selatan.
Original Photo Source : http://s276.photobucket.com/user/enya_2008/media/RumahBanjarBubungantinggi4.jpg.html

Ciri-Ciri

Menurut Tim Depdikbud Kalsel, ciri-cirinya :
  1. Atap Sindang Langit tanpa plafon
  2. Tangga Naik selalu ganjil
  3. Pamedangan diberi Lapangan kelilingnya dengan Kandang Rasi berukir

Konstruksi

Konstruksi rumah adat Banjar atau rumah ba-anjung dibuat dengan bahan kayu. Faktor alam Kalimantan yang penuh dengan hutan rimba telah memberikan bahan konstruksi yang melimpah kepada mereka, yaitu kayu. Sesuai dengan bentuk serta konstruksi bangunan rumah adat Banjar tersebut maka hanya kayu lah yang merupakan bahan yang tepat dan sesuai dengan konstruksi bangunannya.

Bagian Konstruksi Pokok

Konstruksi pokok dari rumah adat Banjar dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu :
  1. Tubuh bangunan yang memanjang lurus ke depan, merupakan bangunan induk.
  2. Bangunan yang menempel di kiri dan kanan disebut anjung.
  3. Bubungan atap yang tinggi melancip disebut Bubungan Tinggi.
  4. Bubungan atap yang memanjang ke depan disebut atap Sindang Langit.
  5. Bubungan atap yang memanjang ke belakang disebut atap Hambin Awan.
  6. Tubuh bangunan induk yang memanjang terus ke depan dibagi atas ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya.

Ruangan

Ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya ialah :
  1. Palatar (pendopo atau teras), ruangan depan yang merupakan ruangan rumah yang pertama setelah menaiki tangga masuk. Ukuran luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter. Palatar disebut juga Pamedangan.
  2. Panampik Kacil, yaitu ruangan yang agak kecil setelah masuk melalui Lawang Hadapan yaitu pintu depan. Permukaan lantainya lebih tinggi daripada lantai palatar. Ambang lantai disini disebut Watun Sambutan. Luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter.
  3. Panampik Tangah yaitu ruangan yang lebih luas dari panampik kacil. Lantainya juga lebih tinggi dari ruang sebelumnya. Ambang lantai ini disebut Watun Jajakan.
  4. Panampik Basar atau Ambin Sayup, yaitu ruangan yang menghadapi dinding tengah (Banjar: Tawing Halat). Permukaan lantainya lebih tinggi pula dari lantai sebelumnya. Ambang Lantainya disebut Watun Jajakan, sama dengan ambang lantai pada Panampik Tangah. Luas ruangan 7 x 5 meter.
  5. Palidangan atau Ambin Dalam, yaitu ruang bagian dalam rumah yang berbatas dengan panampik basar. Lantai palidangan sama tinggi dengan lantai panampik basar (tapi ada juga beberapa rumah yang membuat lantai panampik basar lebih rendah dari lantai palidangan). Karena dasar kedua pintu yang ada di tawing halat tidak sampai ke dasar lantai maka watun di sini disebut Watun Langkahan. Luas ruang ini 7 x 7 meter. Di dalam ruangan Palidangan ini terdapat tiang-tiang besar yang menyangga bubungan tinggi (jumlahnya 8 batang). Tiang-tiang ini disebut Tihang Pitugur atau Tihang Guru.
  6. Panampik Dalam atau Panampik Bawah, yaitu ruangan dalam yang cukup luas dengan permukaan lantai lebih rendah daripada lantai palidangan dan sama tingginya dengan permukaan lantai panampik tangah. Ambang lantai ini disebut pula dengan Watun Jajakan. Luas ruang 7 x 5 meter.
  7. Padapuran atau Padu, yaitu ruangan terakhir bagian belakang bangunan. Permukaan lantainya lebih rendah pula dari panampik bawah. Ambang lantainya disebut Watun Juntaian. Kadang-kadang Watun Juntaian itu cukup tinggi sehingga sering di tempat itu diberi tangga untuk keperluan turun naik. Ruangan padapuran ini dibagi atas bagian atangan (tempat memasak) dan salaian (tempat mengeringkan kayu api), pajijiban dan pagaduran (tempat mencuci piring atau pakaian). Luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter.

Ukuran

Tentang ukuran tinggi, lebar dan panjang setiap rumah adat Banjar pada umumnya relatif berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh karena ukuran pada waktu itu didasarkan atas ukuran depa atau jengkal. Ukuran depa atau jengkal tersebut justru diambil dari tangan pemilik rumah sendiri; sehingga setiap rumah mempunyai ukuran yang berbeda.

Ada kepercayaan di sana yang mengatakan bahwa setiap ukuran haruslah dengan hitungan yang ganjil bilangan ganjil. Penjumlahan ganjil tersebut tidak saja terlihat di dalam hal ukuran panjang dan lebar, tapi juga sampai dengan jumlah hiasan tangga, anak tangga, layang-layang puncak dan lain-lain.

Jikalau diukur, maka panjang bangunan induk rumah adat Banjar pada umumnya adalah 31 meter sedang lebar bangunan induk adalah 7 meter dan lebar anjung masing-masing 5 meter. Lantai dari permukaan tanah sekitar 2 meter yaitu kolong di bawah anjung dan palidangan, sedangkan jarak lantai terendah rata-rata 1 meter, yaitu kolong lantai ruang palatar.

Tata Ruang dan Kelengkapan
Tata ruang rumah tradisional Bubungan Tinggi membedakan adanya tiga jenis ruang yaitu ruang terbuka, setengah terbuka dan ruang dalam.
  • Ruang terbuka terdiri dari pelataran atau serambi, yang dibagi lagi menjadi surambi muka dan surambi sambutan.
  • Ruang setengah terbuka diberi pagar rasi disebut Lapangan Pamedangan.
  • Sedangkan ruang dalam dibagi menjadi Pacira dan Panurunan (Panampik Kacil), Paluaran (Panampik Basar), Paledangan (Panampik Panangah) yang terdiri dari Palidangan Dalam, Anjung Kanan dan Anjung Kiwa, serta Panampik Padu (dapur).
Secara ringkas berikut ini akan diuraikan situasi ruang dan kelengkapannya;

1. Surambi

Di depan surambi muka biasanya terdapat lumpangan tempat air untuk membasuh kaki. Pada surambi muka juga terdapat tempat air lainnya untuk pembasuhan pambilasan biasanya berupa guci.

2. Pamedangan

Ruangan ini lantainya lebih tinggi, dikelilingi pagar rasi. Biasanya pada ruang ini terdapat sepasang kursi panjang.

3. Pacira dan Panurunan (Panampik Kacil)


Setelah masuk Pacira akan didapatkan tanggui basar dan tanggui kacil di arah sebelah kiri, sedangkan arah sebelah kanan terdapat pengayuh, dayung, pananjak dan tombak duha. Di sayap kanan ruangan terdapat gayung, sandal dan terompah tergantung di Balabat Panurunan. Sebagai perlengkapan penerangan dalam ruangan ini terdapat dua buah lampu gantung.

4. Paluaran (Panampik Basar)

Ruangan ini cukup besar digunakan untuk berbagai kegiatan keluarga dan kemasyarakatan apabila masih kekurangan ruang Tawing Halat yang memisahkan dengan Palidangan dapat dibuka. Di bagian tengah di depan Tawing Halat ini terletak bufet. Di atasnya agak menyamping ke kiri dan ke kanan terdapat gantungan tanduk rusa. Di tengah ruangan terdapat dua buah lampu gantung. Lantainya diberi lampit dan kelengkapan bergerak seperti paludahan, kapit dan gelas, parapen, rehal.

5. Palidangan (Panampik Panangah)

Ruangan ini terdiri dari Paledangan Dalam dan Anjung Kiwa - Anjung Kanan. Fungsi ruang sama dengan Paluaran, namun biasanya diperuntukkan bagi kaum wanita. Di sini terdapat kelengkapan lemari besar, lemari buta, kanap, kendi. Lantainya diberi hambal sebagai alas duduk.

6. Anjung Kanan - Anjung Kiwa

Ruang Anjung Kanan merupakan ruang istirahat yang dilengkapi pula dengan alat rias dan perlengkapan ibadah. Sedangkan Anjung Kiwa merupakan tempat melahirkan dan tempat merawat jenazah. Di sini juga di beri perlengkapan seperti lemari, ranjang, meja dan lain-lain.

7. Padu (Id: Dapur)

Di samping untuk tempat perlengkapan masak dan kegiatannya, ruang padu ini juga digunakan untuk menyimpan bahan makanan. Perlengkapan umum yang terdapat di dalamnya adalah dapur, rak dapur, pambanyuan, lemari, tajau, lampit dan ayunan anak.

Bentuk arsitektur dan pembagian ruang rumah tradisional Bubungan Tinggi mempunyai kesamaan prinsip antara satu dengan lainnya, dengan perbedaan-perbedaan kecil yang tidak berarti. Dari sini dapat dilihat bahwa rumah tradisional Bubungan Tinggi tersebut mempunyai keterikatan dengan nilai tradisional masyarakatnya.

Jadi meskipun pada awalnya bentuk tersebut dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan fungsi dan adaptasi terhadap lingkungan, tetapi karena sifatnya yang berulang-ulang kemudian dari bentuk fungsional tersebut berubah menjadi bentuk yang tradisional.

Memperkenalkan Alam sebagai Sumber Belajar

Alam merupakan bagian dari kehidupan di muka bumi. Alam adalah ruang di mana makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dan tak hidup (air,api, udara dan tanah) tinggal bersama membentuk sebuah jaringan ekosistem yang kompleks (rumit). Setiap elemen keduanya di atas saling terkait satu sama lain dan akan saling mempengaruhi dalam waktu ke waktu.
Original Source : http://nagondrong.net/?attachment_id=120

Setiap waktu apa yang dilakukan manusia lebih besar pengaruhnya dibandingkan apa yang dilakukan makhluk hidup lainnya. Ada kerusakan yang terjadi oleh tangan manusia dan ada perbaikan yang dilakukan pula oleh manusia sebagai wujud penyeimbangan kehidupan di muka bumi. Pertanyaannya adalah apakah sebanding kerusakan dengan perbaikan yang dilakukan ataukah tidak.

Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan manusia dari masa ke masa perlu untuk tidak mengesampingkan alam sebagian bagian terpisah dari manusia. Alam mesti menjadi tempat bagi manusia untuk belajar keseimbangan dalam kehidupan. Alam merupakan sumber belajar yang efektif dan nyata sehingga lebih mudah dipahami.

Orginal Source : https://totopribadi.wordpress.com/tag/belajar-bersama-alam
Beberapa tahun belakangan ini, sudah mulai banyak terdapat wahana pendidikan yang dikenal sebagai sekolah alam. Walaupun dalam beberapa teknis pendidikan-nya berbeda, akan tetapi konsep pendidikan dalam sekolah alam di berbagai tempat memiliki kemiripan yaitu belajar di alam. Dengan belajar di alam, maka alam bisa menjadi wadah untuk belajar, media untuk belajar atau sumber belajar yang dinilai lebih interaktif dan menyenangkan oleh peserta didik.


Menanam Pohon; Berbuat Baik ke Seluruh Alam

Dahulu kala, orang-orang tua sering kali menanam pohon. Sebagian besar tujuannya untuk anak cucu mereka (generasi). menanam pohon merupakan aset yang sangat berharga dalam kehidupan di alam ini. Pola pikir masyarakat dulu sangatlah bijaksana sebabnya mereka tidak hanya memikirkan diri sendiri namun juga memikirkan generasi-generasi mereka, walaupun hasilnya tidak sempat mereka nikmati sendiri.
Photo Original From : http://www.nyunyu.com/events/detail/kurangi-menanam-harapan-banyakin-menanam-pohon

Dari hal ini, kearifan orang dahulu akan alam patut kita berikan penghargaan. Karena mereka juga merupakan pejuang lingkungan dan kemakmuran bangsa. Penghargaan kepada mereka bukan dengan cara memberikan hadiah, bingkisan atau piala. Akan tetapi dengan menjaga dan melestarikan lingkungan hidup tersebut.

Sekarang ini perlu kita tanamkan sama-sama bahwa menanam pohon itu perlu untuk generasi. Maksudnya agar kita tidak menjadi manusia egois yang hanya memikirkan keuntungan pribadi dan golongan saja.

Menanam pohon di waktu sekarang bisa berarti seperti berbuat baik kepada seluruh Alam dan dunia yang termasuk di dalamnya berbuat kebaikan kepada makhluk-makhluk lainnya baik makhluk hidup maupun makhluk tak hidup. Inilah yang perlu kita perjuangkan di waktu-waktu sekarang. Berjuang dan bersaing memberantas para para perusak alam. Perjuangan ini bukan berarti kita perang, namun dengan memberikan contoh, pendidikan, ketauladanan akan cinta kita kepada lingkungan hidup.
Photo Original From : http://astacala.org/2012/12/kondisiku-saat-ini/

Generasi sekarang sangat rentan dengan sikap egois (mementingkan diri sendiri) dan apatis (acuh tak acuh) kepada lingkungan sekitarnya. Banyak faktor yang membentuk kedua hal tersebut. Selain faktor luar (lingkungan dan keadaan) juga faktor dalam (pendidikan dan pemahaman terhadap pentingnya lingkungan hidup).

Pendidikan dan tauladan yang anarkis dan keras untuk menunjukkan cinta kepada alam (lingkungan) tidak lah menghasilkan dampak pendidikan yang lebih baik. Malah hal tersebut bisa memicu ketidak-tertarikan terhadap alam dan para pejuang lingkungan. Pendidikan alam perlu pendekatan yang kreatif, inovatif, interaktif serta menarik.

Oleh karena itu dengan mem-fasilitasi, mengarahkan, membina generasi untuk menanam pohon adalah salah satu cara yang baik. Karena menanam pohon memerlukan proses dan kesabaran hingga pohon bisa berkembang dengan semestinya.

Mengenal Fungsi Hutan Kalimantan

Hutan Borneo yang mana termasuk di dalamnya hutan Kalimantan dikenal oleh seluruh dunia sebagai Lungs of The World yaitu paru-paru dunia. Hal ini dikarena masih banyaknya tumbuhan yang hidup dalam ekosistem hutan baik yang masih alami dan juga sudah dikelola oleh masyarakat daerahnya. Disebut sebagai paru-paru dunia karena Borneo (Kalimantan, Malaysia dan Brunei Darussalam) memiliki penghasil oksigen terbesar guna kelangsungan hidup makhluk hidup di dunia ini.
Photo Original From http://www.campsinternational.com/blog/2009/05/wwf-forest-campaigns

Secara umum fungsi yang dimiliki oleh hutan kalimantan antara lain :

A. Penyelamat Bumi

  1. Penghasil oksigen terbanyak di dunia yang diperlukan makhluk hidup (manusia, binatang dan tumbuhan). Bagaimana hutan Kalimantan bisa menghasilkan begitu banyak oksigen? Hal ini dikarenakan hutan Kalimantan ditumbuhi oleh berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang pada siangnya menghasilkan oksigen. Keteraturan antara siang dan malam yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam merupakan pembagian waktu yang kondusif untuk perkembangan tumbuh-tumbuhan. Sehingga menghasilkan oksigen dan penggunaan oksigen oleh tumbuh-tumbuhan seimbang.
  2. Pencegah Global Warming. Hutan Kalimantan selayaknya hutan di daerah lain sangat membantu pemanasan global karena radiasi matahari dan panas bumi yang bergerumul di lapisan udara bumi. Hutan lebih banyak menyerap radiasi dan panas matahari. Hutan mampu untuk mengubah panas tersebut menjadi energi positif bagi tumbuhan dan lingkungan sekitar. Selain itu hutan Kalimantan, mengurangi panas bumi dan penguapan dari dalam bumi ke permukaan.

B. Penyelamat Daerah

  1. Pencegah Banjir. Hutan dan tumbuh-tumbuhannya membantu alam untuk mengontrol jumlah air yang muncul ke permukaan bumi. Air dengan curah hujan tinggi oleh kondisi Kalimantan yang terletak di wilayah tropis, memiliki potensi yang besar untuk banjir. Akan tetapi, resapan air ke dalam tanah dan penyuplaian air oleh tumbuhan membuat alam berkurang dari potensi banjir.
  2. Erosi dan Tanah Longsor. Kebanyakan erosi atau tanah longsor disebabkan oleh keadaan tanah yang rapuh dan mudah terbawa oleh air. Longsor bisa terjadi pada musim penghujan namun bisa pula terjadi di musim kemarau. Dengan adanya akar-akar pohon sebagai jaring dan jangkar yang memperkokoh struktur tanah, ketika musim penghujan, pohon-pohon mengikatnya sehingga bisa mengurangi ancaman dari erosi. Jika terjadinya erosi disertai dengan air bah, maka akan memungkinkan menjadi banjir lumpur.
  3. Kekeringan. Batang pohon memiliki kemampuan untuk menyimpan air dan mengatur sirkulasi air di sekitar pohon tersebut. Kekeringan yang terjadi ketika curah hujan turun dan panas cuaca yang terjadi menyebabkan pasokan air menjadi berkurang karena lebih banyak penguapan dibandingkan penyerapan. Kekeringan sangat berpengaruh terhadap meningkatnya konsumsi akan air dan juga keterbatasan suplai air akan mempengaruhi kesuburan dan hasil panen.
  4. Kekurangan Bahan Pangan. Terkait dengan kekeringan yang berimbas kepada kualitas dan kuantitas suplai makanan, hutan dan pohon menjadi sumber pangan yang cukup berlimpah bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia atau pun makhluk lainnya.
  5. Saringan Pembersih Air Alami. Hutan Kalimantan merupakan bagian penyaring dan sirkulasi air bersih. Akar-akar pohon baik yang terdapat di hutan atau di sekitar kita menguatkan kondisi tanah. Hal ini membuat hanya sebagian dari sampah alam dan mineral yang larut menuju permukaan laut. Racun, kotoran, mineral, bahkan tanah itu sendiri dijernihkan melalui proses sirkulasi air dari dataran tinggi hingga bermuara kelautan. Terjadi evaporasi atau menguapan air ke lapisan udara yang membentuk awan. Awan yang yang memiliki kandungan banyak air akan menjadi hujan. Air tersebut kembali bersih dan dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup.


Top