Kota Barabai
Kota Barabai banyak yang dikenal sebagai dengan sebutannya sebagai Kota Apam. Karena di daerah ini cukup banyak para warganya masih melakukan tradisi membuat kue Apam terlebih lagi pada saat lebaran Idul Fitri dan Idul Adha pada sebagiannya.Karena kue Apam merupakan makanan khas daerah, maka begitu banyak bisa kita temui pada toko yang ada pinggiran jalan menjajakan makanan ini. Kue Apam yang biasa dijajakan tersebut memiliki tekstur dan bentuk yang tipis dan bulat. Harga yang dutawarkan pun masih terjanggkau untuk berbagai kalangan yaitu sekitar Rp. 5.000 - Rp. 8.000 per bungkus.
Di kota ini selain kita bisa menemukan penjual dan pembuat kue Apam tradisional, kita juga bisa menemukan lauk khas Hulu Sungai yang disebut dengan Pakasam. Pakasam biasa juga disebut dengan Iwak ba Samu (beras yang dimasak kering). Lauk ini berbahan dasar adalah ikan-ikan air tawar seperti Sapat, Papuyu, Haruan (Id: Gabus), dan lain-lain yang dipermentasikan / di awetkan dengan bumbu yang khususnya menggunakan Samu.
Pembuatan lauk ini merupakan tradisi yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat Hulu Sungai Tengah pada khususnya untuk menjaga keawetan ikan dan untuk menghemat konsumsi ikan. Tradisi ini sudah diregenerasikan sebelum jaman perjuangan kemerdekaan.
Kota Barabai ini juga disebut dari masa kolonial Belanda dalam sejarahnya sebagai Bandung van Borneo. Karena di sisi jalan sekitar kota kita bisa menemui pohon-pohon perindang yang cukup banyak seperti halnya yang bisa di temui di kota Bandung, Jawa Barat.
Di kota ini juga terdapat mesjid agung masyarakat Barabai yang bernama Mesjid Ridahussalihin. Mesjid ini merupakan mesjid induk di kota Barabai. Halamannya yang luas dengan dihiasi taman dan pohon-pohon di sekelilingnya menjadikan kita terasa nyaman untuk berkunjung dan bersantai di kawasan tersebut. Selain itu, mesjid ini terletak stategis di pinggir jalan provinsi sehingga mudah untuk ditemukan bagi orang awam. Di sore harinya, mesjid ini biasa dijadikan kaum muslim untuk bersantai dan menunggu shalat magrib.
Kembali ke pusat kota di sore hari akan lebih menyenangkan jika kita menyempatkan bersantai ria untuk bergabung dengan masyarakat yang sering kali menikmati waktu-waktu istirahat sore di pusat kota, yaitu disekitar Lapangan Dwi Warna. Di tempat tersebut berbagai macam dari kalangan masyarakat berkumpul. Ada yang bersama keluarganya, ada yang bersama teman, kekasih dan kelompoknya.
Di sekitar lapangan Dwi Warna ada terdapat perkantoran seperti Kantor Pemerintah Daerah, Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selain itu ada juga Rumah Dinas Kepala Daerah, Sekolah, Taman bermain yang di sisi jalan kita bisa membeli jajanan ringan.
Kumpulan Pengrajin dan Kesenian Barikin
Barikin merupakan daerah yang terdapat di Kecamatan Haruyan. Daerah ini dikenal sebagai penghasil kerajinan Sapu Ijuk, Kuda Kayu dan juga para seniman Wayang Banjar, Tari Topeng dan Musik Panting.Sapu yang terbuat dari bulu serat pohon Hanau/Enau (Id: Aren) menjadi ciri khas daerah ini. Kita bisa melihat jika kita menuju kota Barabai dari arah Banjarmasin, di sisi jalan raya begitu banyak penjual sapu dan mainan kuda kayu ini.
Selain kerajinan tradisional ini, di Barikin kita bisa menemukan para seniman wayang kulit, tari topeng dan kesenian musik panting yang merupakan musik tradisional orang Banjar.
Lok Laga
Salah satu aset wisata alam yang ada di kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah tempat wisata Lok Laga. Para pengunjung dapat merasakan keasrian suasana alam dengan berkunjung dan menikmatnya. Menurut legenda masyarakat sekitar, Lok Laga memiliki cerita pra sejarah. Diambil dari cerita rakyat itu sehingga dinamakan Lok Laga. Lok (Banjar) mempunyai arti Sungai dan Laga berasal dari kata Naga. Untuk menuju kawasan wisata alam ini, pengunjung bisa mengambil arah desa Mui, Haruyan dari persimpangan desa Barikin di jalan utama.Bersambung ... Berwisata ke Bumi Murakata
No comments: